Latihan Fisik
untuk Pencegahan Osteoporosis
Dr. Monica
Surjanto, Sp.K.O
Latihan fisik telah direkomendasikan sebagai
strategi intervensi non-farmakologis (exercise as medicine) yang aman
dan berbiaya rendah untuk menjaga kesehatan muskuloskeletal. Latihan fisik yang
rutin dan gaya hidup aktif dapat memaksimalkan puncak massa tulang pada usia
muda, mempertahankan kehilangan massa tulang pada usia paruh baya, dan
mengurangi laju kehilangan massa tulang serta mencegah jatuh dan patah tulang
pada usia lanjut. Identifikasi osteopenia sejak dini pada usia muda dapat
membantu mengobati dan mengurangi laju osteoporosis di masa tua.
WHO telah merekomendasikan pedoman aktivitas fisik
untuk kesehatan masyarakat, antara lain merekomendasikan anak-anak dan remaja
untuk melakukan aktivitas fisik aerobik dengan intensitas sedang hingga tinggi
rata-rata minimal 60 menit/hari ,sedangkan orang dewasa berusia 18–64 tahun
sebaiknya melakukan aktivitas fisik aerobik dengan intensitas sedang selama
150–300 menit/minggu atau setidaknya 75 menit dengan intensitas tinggi, dan
juga latihan penguatan otot sebanyak 2-3 kali per minggu. Rekomendasi ini juga
berlaku untuk populasi lanjut usia.
Bagaimana latihan fisik dapat mempengaruhi massa
tulang dan mencegah osteoporosis?
1. Merangsang Pembentukan
Tulang Baru
Saat melakukan latihan yang
memberikan beban pada tulang, seperti berjalan, berlari, atau angkat beban,
tulang mengalami stres mekanis. Stres ini memicu aktivitas osteoblas, yaitu
sel-sel yang bertanggung jawab untuk membentuk tulang baru. Seiring waktu,
pembentukan tulang baru ini membantu meningkatkan massa tulang dan memperkuat
struktur tulang.
2. Meningkatkan Kepadatan
Tulang
Latihan fisik, terutama yang
bersifat weight-bearing dan latihan kekuatan, merangsang peningkatan
kepadatan mineral tulang (Bone Mineral Density/BMD). Peningkatan BMD
berarti tulang menjadi lebih padat dan kuat, yang dapat mengurangi risiko patah
tulang. Latihan seperti angkat beban, lompatan, sangat efektif dalam
meningkatkan BMD.
3. Memperlambat Penurunan
Massa Tulang
Seiring bertambahnya usia,
massa tulang cenderung menurun, terutama setelah usia 30 tahun, dan lebih cepat
setelah menopause pada wanita. Latihan fisik dapat memperlambat proses ini
dengan mempertahankan kepadatan tulang yang ada dan mencegah kehilangan massa
tulang lebih lanjut. Ini sangat penting untuk pencegahan osteoporosis dan juga patah
tulang.
4. Meningkatkan Kekuatan
Otot
Latihan fisik meningkatkan kekuatan otot, yang membantu mendukung dan melindungi tulang dari cedera. Otot yang kuat memberikan dukungan tambahan pada sendi dan tulang, serta meningkatkan keseimbangan dan koordinasi, yang dapat mengurangi risiko jatuh dan patah tulang.
5. Memperbaiki sirkulasi darah ke tulang
Latihan fisik meningkatkan sirkulasi darah ke
seluruh tubuh, termasuk tulang. Aliran darah yang baik membawa nutrisi penting
seperti kalsium dan fosfor ke tulang, yang dibutuhkan untuk pembentukan dan pemeliharaan
tulang yang sehat.
6. Mengatur Hormon yang mempengaruhi
metabolisme tulang
Latihan fisik dapat membantu
regulasi hormon, seperti: estrogen, testosteron, parathyroid, glucocorticoid yang
penting untuk metabolisme tulang. Terutama pada wanita, latihan fisik membantu
mengatur kadar estrogen, yang penting untuk menjaga kepadatan tulang setelah
menopause.
7. Adaptasi Terhadap Latihan
Tubuh memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan latihan fisik. Ketika tulang mengalami tekanan (mechanical loading), maka akan menjadi lebih kuat untuk mengatasi tekanan yang sama di masa depan. Ini dikenal sebagai prinsip Wolff's Law, di mana tulang akan beradaptasi sesuai dengan beban yang diterimanya.
Apa saja Jenis-Jenis
Olahraga yang Efektif untuk Mencegah Osteoporosis?
Latihan untuk mencegah osteoporosis fokus pada
memperkuat otot dan tulang, meningkatkan kepadatan tulang, dan memperbaiki
keseimbangan untuk mencegah jatuh yang bisa menyebabkan patah tulang. Berikut
adalah beberapa jenis latihan yang efektif untuk mencegah osteoporosis:
1. Latihan Weight-Bearing
Latihan ini melibatkan aktivitas di mana tubuh menahan berat badan sendiri dan bergerak melawan gravitasi. Latihan weight bearing terdiri dari latihan high-impact dan low-impact. Contoh latihan high-impact, antara lain: senam aerobik, basket, menari, jogging, berlari, naik turun tangga, tennis, lompat tali, dan lain-lainnya. Latihan Ini membantu merangsang pembentukan tulang baru dan memperkuat tulang yang ada. Sedangkan latihan low-impact seperti berenang dan bersepeda tidak memiliki efek signifikan pada tulang, namun, karena pengaruhnya yang bermanfaat bagi kebugaran jantung dan paru, maka latihan ini harus menjadi bagian dari rutinitas latihan sehari-hari.
2. Latihan Kekuatan (Strength Training)
Latihan ini menggunakan
beban untuk memperkuat otot dan tulang. Contoh latihan kekuatan dapat
menggunakan beban seperti dumbbell, barbell, kettlebell, resistance bands,
mesin di gym atau latihan kalistenik menggunakan beban tubuh sendiri, seperti :
push-up, plank, squat, dan lain-lainnya. Setidaknya 2 set dengan 8-12 repetisi untuk
setiap kelompok otot utama harus dilakukan; namun, bagi beberapa individu yang
sebelumnya tidak banyak bergerak atau tidak terbiasa dengan latihan fisik,
latihan fisik harus dimulai dengan intensitas yang lebih rendah.
Gambar 1.
Contoh-contoh latihan kekuatan
Sumber :
National Institute of Anti Aging. Exercise and physical activity. Publication No. 09-4258. 2009
3. Latihan Fleksibilitas
Fleksibilitas yang baik membantu menjaga mobilitas sendi dan mengurangi risiko cedera. Melakukan peregangan otot-otot utama seperti paha, punggung, dan bahu dapat membantu menjaga fleksibilitas sendi.
4. Latihan Keseimbangan
Meningkatkan keseimbangan
dapat membantu mencegah jatuh yang berisiko menyebabkan patah tulang. Latihan
seperti Yoga dan Tai Chi dapat memperbaiki postur, serta meningkatkan
keseimbangan dan fleksibilitas.
Gambar 2.
Contoh-contoh latihan keseimbangan
Sumber :
National Institute of Anti Aging. Exercise and physical activity. Publication No. 09-4258. 2009
Secara keseluruhan, latihan fisik adalah salah satu cara terbaik untuk mempertahankan dan meningkatkan massa tulang sepanjang hidup. Kombinasi latihan yang melibatkan latihan weight-bearing, latihan kekuatan, latihan fleksibilitas dan keseimbangan sangat disarankan untuk memaksimalkan manfaat bagi kesehatan tulang.
Referensi :
1. Iqbal F, Khan AA, Farooqui SI, Zahoor AW. Effects
of high impact exercises on physical activity, bone mineral density, body mass
indexand body fat percentage among osteopenic young females. Physiother Quart.
2023;31(2):66–70.
2. Xiaotang, Tong, et al. The effect of exercise on
the prevention of osteoporosis and bone angiogenesis. BioMed Research
International. 2019
3. Jan RU, Khan F, Afridi MA, Ishaq S, Khattak
HE, Shah SGS. Effects of physical activity on bone health: investigate how
different types of exercise influence bone density and strength. Biol. Clin.
Sci. Res. J., 2023: 582.
4. Hingorjo MR, Syed S, Qureshi MA. Role of exercise
in osteoporosis prevention – current concepts. J Pak Med Assoc. 2008.
5. A Ram Hong, Sang Wan Kim. Effects of
resistance exercise on bone health. Endocrinol Metab 2018;33:435-444.